marquee

TUGAS KAMPUS

Selasa, 18 Oktober 2016

PENGANTAR TELEMATIKA [SOFTSKILL]

Pengantar Telematika
A.    Pengantar Telematika
Telematics adalah singkatan dari telecommunication and informatics sebagai wujud dari perpaduan konsep computing and communication. Istilah telematics juga dikenal sebagai (the new hybrid technology) yang lahir karena perkembangan teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu atau populer dengan istilah konvergensi.
Istilah telematika juga sering dipakai untuk beberapa macam bidang, seperti :
1)      Integrasi antara sistem telekomunikasi dan informatika yang dikenal sebagai Teknologi
Komunikasi dan Informatika atau ICT (Information and Communications Technology).
Secara lebih spesifik, ICT merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengiriman,
penerimaan dan penyimpanan informasi dengan menggunakan peralatan
telekomunikasi.
2)      Secara umum, istilah telematika dipakai juga untuk teknologi Sistem
Navigasi/Penempatan Global atau GPS (Global Positioning System) sebagai bagian
integral dari komputer dan teknologi komunikasi berpindah (mobile communication
technology).
3)      Secara lebih spesifik, istilah telematika dipakai untuk bidang kendaraan dan lalulintas
(road vehicles dan vehicle telematics).

B.     Media Komunikasi Pada Telematika
Media komunikasi yang digunakan untuk Telematika antara lain :
1)      Internet
Internet merupakan jaringan global yang terdiri dari berbagai komputer yang saling berhubungan dan bekerjasama dengan cara berbagai informasi dan data menggunakan protocol TCP/IP.
Jaringan yang membentuk internet bekerja berdasarkan suatu set protokol standar yang digunakan untuk menghubungkan jaringan komputer dan mengamati lalu lintas dalam jaringan. Protokol ini mengatur format data yang diijinkan penanganan kesalahan, lalu lintas pesan, dan standar komunikasi lainnya. Jadi pada dasarnya internet merupakan suatu jaringan yang menghubungkan PC-PC di seluruh dunia dengan menggunakan protokol TCP/IP sebagai standar jaringan mereka (PC atau jaringan yang tidak menggunakan TCP/IP sebagai standar tidak bisa melakukan koneksi internet).
Layanan internet memperlihatkan perkembangan yang sangat pesat, karena menawarkan beberapa daya tarik atau keunggulan dibandingkan media lain.
Keunggulan tersebut, antara lain:
§  Komunikasi Murah
§  Sumber informasi besar
§  Tantangan baru untuk berusaha
§  Keterbukaan "tanpa sensor"
§  Jangkauan yang tidak terbatas.
2)      Telepon
Telepon merupakan salah satu media komunikasi sehingga telepon bisa juga menjadi media dalam telematika. Apalagi, sekarang ini telepon sudah menjadi perangkat pintar yang dapat melakukan berbagai fungsi. Diantaranya bisa melakukan chatting maupun browsing.
3)      Komputer
Komputer merupakan media teknologi informasi dimana media ini juga dapat digunakan pada telematika.
4)      Radio
Radio merupakan media informasi, sehingga dapat pula digunakan pada telematika.

C.     Perkembangan Telematika
1.      Perkembangan Telematika Sebelum Adanya Internet
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan Telematika hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisipada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronikmelalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957.
Perkembangan teknologielektronika, yang merupakan cikal bakal Telematika saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang. Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi ‘otak’ perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler.

Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti ‘otot’ manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi – komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) ‘otak’ manusia.

2.      Perkembangan Telematika Setelah Adanya Internet
Teknologi Digital yang merupakan dasar dari teknologi Intenet memiliki kelebihan sebagai medium komunikasi, dibanding teknologi yang berdasar analog. seperti televisi, radio dan koran cetak. Kelebihan tersebut antara lain: adanya interaksi, pergantian isi pesan dapat dilakukan dengan cepat dan isi pesan dapat berupa teks, gambar, video danInternet masuk ke Indonesia pertama kali tahun 1990 melalui perantara Wikipedia.com, meskipun sejarah internet sudah ada sejak tahun 70-an. Sebelum masuk ke kawasan Asia, tentu internet telah menjelajah benua lainnya seperti Eropa dan telah meninggalkan jejak EuropaNET dan EBONE. Awal kemunculannya di Indonesia tidak begitu terkenal, para pemakai internet pun masih bersifat terbatas hanya pada kategori hobby. Namun pada perkembangannya mulai muncul ide untuk membangun infrastruktur telekomunikasi internet.
Sekitar tahun 1994 dioperasikan IndoNet sebagai ISP pertama di Indonesia yang bisa dikata sebagai trobosan yang berani, karena saat itu POSTEL kurang mengetahui celah dari internet. Pada tahun 1995, pengguna internet dapat mengakses dengan menggunakan HTTP, dimana Clarissa menjadi provider Indonesia yang memberikan jasa akses Telbet ke luar negeri.
Pada 1988, salah satu perusahaan Inggris (CIX) menawarkan E-mail dan Newsgroup kepada Indonesia dan sekaligus menawarkan jasa HTTP dan FTP. Pada tahun 1989 kembali perusahan AS menawarkan hal serupa. Berkat adanya tawaran tersebut pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan.  Semua kemudahan yang diberikan tak lepas dari teknologi jaringan internet itu sendiri. Konsep global village yang dikemukakan Mc Luhan menyatakan bahwa suatu saat nanti informasi sangat terbuka dan dapat di akses semua orang. Global village terjadi karena adanya penyebaran informasi yang cepat di masyarakat, penyebarannya pun menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Seiring berjalannya waktu konsep ini kembali menjadi trend di masa kini, yaitu teknologi komunikasi (internet). Konsep yang diusung global village ternyata membawa dampak dalam perkembangannya. Dampak positif yang kita rasakan ketika dapat mengetahui kabar seseorang di tempat lain, atau berkomunikasi dengan orang yang jaraknya sangat jauh dengan kita. Adapun dampak negatifnya yaitu kita menjadi “pecandu” internet yang lebih sibuk di dunia maya dibandingkan dengan dunia nyata.

Digital Divide adalah hal yang selalu berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan sifatnya berlapis, keberadaanya dibagi menjadi 2 kubu yang memiliki argument berbeda. Yang pertama menjelaskan bahwa kesenjangan digital akan memudar seiring dengan waktu, yang kedua justru berpendapat bahwa digital devide akan terus ada sesuai dengan pengindikasian yang stabil. Perbedaan ini membuat digital divide berada pada wilayah kesenjangan yang baik/tidak dan dapat diatasi/tidak. Selanjutnya adalah information superhighway, media yang memungkinkan kecepatan informasi untuk menerima data, video, dll.  Internet memiliki fungsi yang spektakuler dalam membantu kehidupan manusia. Dengan menggunakan internet, kita dapat berkomunikasi dengan orang yang jaraknya jauh hanya dengan menggunakan kemudahan yang disediakan internet, baik secara face to face atau tidak. Tidak hanya itu, berbagai informasi, berita, film, musik, dan lainnya dapat dinikmati dari internet tentunya dengan menggunakan situs website yang sesuai. Selain bisa mendapatkan informasi, kita juga dapat memasukan informasi yang bermanfaat bagi orang lain dengan menggunakan blog yang tersedia.
D.    Harapan Dimasa Depan Untuk Telematika
Dapat menjadikan sumber informasi yang inovatif dan kreatif untuk manusia, sebagai temoat pembelajaran dalam kurun waktu yang lebih cepat dibanding pembelajaran manual. Dengan begitu, siapapun dapat belajar dan lebih banyak mengetahui banyak hal hanya dengan melihat sumber-sumber dari berbagai negara itu didapatkan dari i-net (internet) contohnya.
E.     Tentang Telematika
Apa yang anda fikirkan jika mendengar Telematika?
Telematika termasuk alat komunikasi yang dapat berkembang dengan pesat dari tahun ketahun hingga para pemakaipun dapat digolongkan untuk semua usia dari anak-anak, remaja, dewasa kecuali bayi. Mereka dapat mengakses atau berkomunikasi dengan teman-teman lama yang sudah sulit untuk berjumpa hingga dapat mencari informasi tentang ilmu pengetahuan alam dan sumber-sumber terkait tentang kehidupan sehari-hari.
Maka dari itu Telematika sangatlah penting untuk kehidupan manusia di-ERA yang serba moderen ini, sehingga mempermudah segala aktifitas namun tetap dalam batas-batas tertentu atau ambil sisi positif dari Telematika untuk kelangsungan hidup yang lebih baik dengan kata lain tidak digunakan untuk kejahatan semisal cyber crime.


Sumber
https://rayendrapratama.files.wordpress.com/2013/11/tugas-pengantar-telamatika.pdf
https://dirgaharyaputra.wordpress.com/2015/10/16/definisi-telematika-perkembangan-telematika-dan-trend-telematika-kedepan/
http://fadliiman.blogspot.co.id/2014/01/internet-sebagai-media-komunikasi.html
http://diegasite.blogspot.co.id/2016/10/tugas-pengantar-telematika-1-definisi_1.html
https://adenrabani.wordpress.com/2015/10/25/pengantar-telematika/
https://krichul.wordpress.com/category/pengantar-telematika/


Senin, 30 Mei 2016

[puisi] Cinta Sang Kasih

Kesetiaan Sang Kasih

Tak pernah membenci selalu mencinta
Melukai diri tak menyakiti jiwa
Tegarnya sang kasih hingga bertuah
Mendampingi diri tak pernah lelah

[puisi] Perantara Hidup

Satu kata tak dapat kuucap
Murungku dapat
Tidurpun tak lelap
Pintu kututup rapat

Merenung...

Hanya renungan sejak senja
Hingga sang fajar jumpa
Masam wajah kurasa
Memang benar adanya

Bising ini nyata
Senyum tapi tak berdaya
Tiada perantara menghiasi hari
Bahagia hanya ilusi

Bisikan setan tuk mengakhiri hidup
Pecah hingga tumpah ruah
Darah merah menyala
Membanjiri bilik ruang hampa

Perihku rasa
Kumasih bernafas 
Sang Malaikat jiwa 
Sang pujangga yang tlah lama kunanti

Pengisi hidup kosong ini
Kubangkit
Meninggalkan lara 
Bersamanya 

Minggu, 17 April 2016

PROPOSAL SKRIPSI (tugas ke-2)


Kelompok 6 : Dwi Maulani
                       Fatih Nur Muhammad
Kelas            : 3KA09
Tugas            : Bahasa Indonesia 2



PROPOSAL SKRIPSI
Pengertian Proposal
Proposal atau usul adalah suatu saran atau permintaan kepada seseorang atau badan untukmengerjakan atau melaksanakan suatu pekerjaanatau kegiatan.
Pengertiannya mengandung dua arti, yaitu:
  1. Menyusun proposal melaksanakan pekerjaan atau kegiatan yang diusulkan.
  2. Penerima proposal melaksanakan pekerjaan yang dimaksut.
Proposal Skripsi adalah pembahasan dan rincian tentang penelitian selama melakukan praktik kerja lapangan. Proposal Skripsi termasuk dalam jenis proposal penelitian.
·         Ciri-ciri proposal skripsi
Hal-hal yang ada didalam proposal atau bisa juga disebut dengan ciri-ciri proposal, yaitu:
  1. Latar belakang masalah
  2. Perumusan masalah
  3. Tujuan penelitian
  4. Manfaat Penelitian
  5. Kerangka Teori
  6. Tinjauan Pustaka
  7. Metode penelitian
  8. Lokasi dan waktu penelitian
·         Hal – hal yang perlu diperhatikan
Dalam penulisan proposal baik itu untuk tujuan umum maupun tujuan skripsi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
            Noudushan dan Alavi (2004) mengungkapkan beberapa hal yang penting dalam penulisan proposal atau skripsi, antara lain:
1. Paper size and quality
2. Page margins
3. Paragraph indentation
4. Line and paragraph spacing
5. Line alignment
6. Page header and numbering
7. Font type and size
8. Tables
9. Figures
10. Footnotes and citations
11. Parenthetical citations
12. Quotations
13. References
    - Books
    - Secondary sources
    - Journals and periodicals
    - Non-print media    
     - Personal communication
    - Government documents
    - Electronic sources
    - Unpublished materials
14. Bibliographies
15. Annotated bibliographies
16. Headings
17. Abbreviations and punctuation
18. Punctuation spacing
·         Format isian proposal skripsi
Contoh Proposal Skripsi dan Tesis

BAB I : Pendahuluan
a. Judul
            Judul proposal skripsi harus mencerminkan masalah, variabel dan obyek yang diteliti serta desain penelitian yang di pakai.
            Contoh Judul Skripsi : Daya Lentur (Resilience) Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Yogyakarta Tahun 2011
b. Latar Belakang
            Bagian latar belakang proposal skripsi ini menceritakan apa yang mendorong seorang peneliti untuk meneliti suatu masalah. Bagian latar belakang proposal penelitian skripsi ini menjelaskan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi terjadinya masalah tersebut.
c. Identifikasi Masalah
            Bagian identifikasi masalah pada proposal penelitian skripsi ini menjelaskan pokok masalah yang tercermin di bagian latar belakang masalah.
d. Batasan Masalah
            Bagian ini sangat erat dengan identifikasi masalah diatas. Dengan keterbatasan peneliti baik waktu, dana dan yang lainnya maka peneliti disini hanya meneliti beberapa identifikasi masalah yang ada jadi tidak semua masalah yang muncul di teliti. Agar hasil penelitian lebih fokus.
e. Tujuan Penelitian
            Bagian tujuan penelitian di proposal skiripsi ini mencakup apa saja yang akan diteliti, harapan apa setelah diadakannya penelitian ini.
f. Manfaat Penelitian
            Pada bagian manfaat penelitian ini merupakan uraian manfaat dari hasil penelitian. Akan digunakan untuk apa dan kepada siapa. Misalnya manfaat secara teoritis dan manfaat praktis.

BAB II  : Kajian Pustaka
a. Landasan Teori
            Landasan teori menguraikan kerangka teori yang merujuk pada referensi berbagai ahli tertentu maupun berbagai teori-teori yang ada yang nantinya akan mendasari hasil dan pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau modell matematis yang langsung berkaitan dengan tema atau masalah yang diteliti.
b.    Kerangka Teori
            Kerangka teori terdiri dari teori-teori atau isu-isu dimana penelitian kita terlibat di dalamnya dan memberikan panduan pada saat peneliti membaca pustaka.Kerangka teori tidak dapat dikembangkan kalau peneliti belum mempelajari pustaka dan sebaliknya kalau peneliti belum mempunyai kerangka teori maka peneliti tidak akan dapat membaca pustaka dengan efektif.
c.    Kerangka Konsep Penelitian
            Kerangka konsep penelitian merupakan operasionalisasi keterkaitan antar variabel-variabel yang berasal dari kerangka teori dan biasanya berkonsentrasi pada satu bagian dari kerangka teori.
d.   Hipotesis
            Hipotesis memuat : pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi.

BAB III : Metode Penelitian
            Metode penelitian memuat : jenis penelitian, populasi dan sample penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan variable dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, metode analisis data dan keterbatasan. 
A.    Pendekatan Penelitian
            Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survei untuk mengetahui daya lentur (resilience) anak asuh di PSAA Yogyakarta.
B.     Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian :
Penelitian dilaksanakan di Panti Sosial Asuhan Anak Yogyakarta. Panti Sosial Asuhan Anak Yogyakarta memiliki dua lokasi pelayanan yaitu PSAA Budhi Bhakti Gunung Kidul dan PSAA Bimomartani.
Waktu Penelitian :
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai bulan Februari tahun 2011.
C.    Subyek Penelitian
            Suharsimi Arikunto (1993:116) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah suatu benda, hal atau orang tempat data variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan. Jadi subjek merupakan sesuatu yang posisinya sangat penting, karena pada subjek itulah terdapat data tentang variabel yang diteliti dan diamati oleh peneliti. Pengambilan subyek penelitian ini menggunakan teknik populasi.
D.    Teknik Pengumpulan Data
            Pengumpulan merupakan langkah penting dalam metode ilmiah. Pengumpulan data  menurut Sugiyono (2007: 193) dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara dalam upaya mengumpulkan data. Sementara itu, Moh. Nazir (2005: 174) mengemukakan hal yang sama mengenai pengumpulan data yaitu prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data tidak lain adalah suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian.
E.     Instrumen Penelitian
            Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 177) instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Kualitas instrumen akan menentukan kualitas data yang terkumpul. Instrumen yang digunakan peneliti adalah skala daya lentur (resilience).
F.   Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen
1.   Uji Validitas
            Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Semakin tinggi validitas maka instrumen semakin valid atau sahih, semakin rendah validitas maka instrumen kurang valid (Suharsimi Arikunto, 2002:144).
2.   Uji Reliabilitas
            Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154), reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Sedangkan Syaifuddin Azwar (2001:5) menyatakan bahwa reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil, tetap akan sama.
G.    Teknik Analisis Data
            Teknis analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam proses penelitian, karena disinilah hasil penelitian akan tampak. Analisis data mencakup seluruh kegiatan mengklasifikasikan, menganalisa, memaknai dan menarik kesimpulan dari semua data yang terkumpul. Oleh karena itu perlu menggunakan dasar pemikiran untuk menentukan pilihan-pilihan teknik analisis data yang akan digunakan.

DAFTAR PUSTAKA
            Daftar Pustaka merupakan keterangan tentang bacaan yang dijadikan sebagai bahan rujukan dari penulisan skripsi. Dalam daftar pustaka dapat dimasukkan tentang pustaka dari buku teks, jurnal, artikel, internet atau kumpulan karangan lain.

LAMPIRAN

            Lampiran memuat : keterangan atau informasi yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian seperti : peta, surat penelitian, kuesioner, atau data lain yang sifatnya melengkapi usulan atau proposal skripsi.

Sabtu, 19 Maret 2016

Ejaan (kelompok 6)

KELOMPOK 6

Nama Anggota        : Dwi Maulani (12113679)
                                  Fatih Nur Muchamad (13113303)
Mata Kuliah            : Bahasa Indonesia 2
Kelas                       :  3KA09
Materi                     : Ejaan

*    Sejarah Ejaan
Sebelum mempunyai tata bahasa baku dan resmi menggunakan aksara latin, bahasa Melayu (sebagai cikal-bakal Bahasa Indonesia) ditulis menggunakan aksara Jawi (arab gundul) selama beratus-ratus tahun lamanya. Lalu, sejak bangsa Eropa datang dan menetap di Nusantara, barulah kita mengenal aksara latin. Ejaan latin yang dipakai untuk bahasa Melayu pun sudah berubah berkali-kali sesuai dengan kebijakan para penulis buku pada waktu itu. Ternyata Nusantara yang diduduki Belanda punya gaya ejaan yang berbeda dengan Semenanjung Melaya yang notabene dikolonisasi Inggris.
Tahun 1897, seorang linguis Londo (sebutan orang Belanda) kelahiran Batavia, yang bernama A.A. Fokker mengusulkan agar ada penyeragaman ejaan di antara dua wilayah ini. Hingga akhirnya, van Ophuijsen (sistem orthografi) membakukan segalanya tentang Bahasa Melayu.
Ada tiga prinsip yang mendasari perubahan ejaan dalam Bahasa Indonesia, yaitu :
1.    Prinsip kehematan (Efisiensi)
2.    Prinsip keluwesan
3.    Prinsip kepraktisan
Berikutnya, terdapat enam ejaan yang menjadi tahapan hingga ke Ejaan yang Disempurnakan (EyD), yaitu :

1. Ejaan van Ophuysen (1901-1947)

Charles Adrian van Ophuijsen (Ch. A. van Ophuysen) merupakan tokoh penting dalam tonggak bahasa Indonesia. Seperti yang udah gue sebutkan sebelumnya di atas, ejaan Ophuijsen lahir dari niat pemerintah kolonial Belanda untuk menengahi keberagaman variasi bahasa Melayu yang ada di Nusantara saat itu, sekaligus memudahkan Belanda menyebarkan kekuasaan di daerah kolonisasinya.


2. Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) – 1947-1972
Ejaan ini disebut sebagai Ejaan Soewandi karena diresmikan tanggal 17 Maret 1947 oleh Menteri, Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan saat itu, yaitu Raden Soeawandi, menggantikan ejaan Ophuijsen. Sebenarnya nama resminya adalah ejaan Republik, namun lebih dikenal dengan ejaan Soewandi.

3. Ejaan Pembaharuan (1957)

Ejaan ini bermula dari polemik yang terjadi pada Kongres Bahasa Indonesia ke-2 di Medan tahun 1954. Kongres kedua ini akhirnya diadakan setelah pertama kali diadakan di Solo tahun 1938. Yamin selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dan pemrakarsa Kongres Bahasa Indonesia ke-2 mengatakan bahwa kongres ini merupakan bentuk rasa prihatinnya akan kondisi bahasa Indonesia saat itu yang masih belum mapan. Medan pun dipilih karena di kota itulah bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam rumah tangga ataupun dalam masyarakat, setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini, memang diusulkan banyak hal dan salah satunya adalah perubahan ejaan. Usulan ini ditindaklanjuti oleh pemerintah waktu itu dengan membentuk panitia pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.

4. Ejaan Melindo/Melayu Indonesia (1959)

Sejak Kongres bahasa tahun 1954 di Medan dan dihadiri oleh delegasi Malaysia, maka mulailah ada keinginan di antara dua penutur Bahasa Melayu ini untuk menyatukan ejaan. Keinginan ini semakin kuat sejak Malaysia merdeka tahun 1957 dan kita pun menandatangani kesepakatan untuk membicarakan ejaan bersama tahun 1959-nya. Sayangnya, karena situasi politik kita yang sedang memanas (Indonesia sedang condong ke poros Moskow-Peking-Pyongyang, sedangkan Malaysia yang Inggris banget), akhirnya ditangguhkan dulu pembahasannya. Hal lain yang membuat ejaan ini kurang seksi adalah perubahan huruf-huruf yang dianggap aneh. Misalnya, kata "menyapu" akan ditulis "meɳapu"; "syair" ditulis "Ŝyair"; "ngopi" menjadi "ɳopi"; atau "koboi" ditulis "koboy". Mungkin aneh karena belum biasa dan harus menyesuaikan diri lagi. Tapi, akhirnya, usulan yang mustahil dilaksanakan ini dengan cepat ditinggalkan.




5. Ejaan Baru atau Ejaan LBK (1966)

Sebelum adanya EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang bernama Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK). Ejaan ini, sebenarnya estafet dari ikhtiar yang sudah dirintis oleh panitia Ejaan Melindo. Anggota pelaksananya pun terdiri dari panitia ejaan dari Malaysia. Pada intinya, hampir tidak ada perbedaan berarti di antara ejaan LBK dengan EYD, kecuali pada rincian kaidah-kaidah saja.

6. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan / EYD (1972)

Setelah melalui masa-masa kegalauan perencanaan bahasa di era Soekarno, masalah-masalah ini dirampungkan hingga akhirnya Soeharto meresmikan EyD pada perayaan kemerdekaan Indonesia, tahun 1972 lalu.


*    Rangkuman Perubahan Ejaan Bahasa Indonesia
Rangkuman Sejarah Perubahan Ejaan Bahasa Indonesia
Di bawah ini, rangkuman bagaimana sejarah ejaan di Indonesia mulai dari edjaan tempo doeloe hingga EYD yang tidak asing di kuping kita:
Van Ophuysen (1901)
Soewandi (1947)
Pembaruan (1957)
Melindo (1959)
Ejaan Baru (1966)
Ejaan yang Disempurnakan (1972)
j
J
Y
y
y
Y
dj
dj
J
j
j
J
nj
nj
Ñ
ɳ
ny
Ny
sj
-
Ś
Ŝ
sy
Sy
tj
tj
-           
c
c
C
ch
-
-
-
kh
Kh
ng
ng
ɳ
ɳ
ng
Ng
z
-
Z
z
z
Z
F
-
F
F
F
F
-
-
V
V
V
V
é
e
É
é
e
E
e
e
E
e
e
E
oe
u
U
u
u
U
ai
ai
Ay
ay
ai
Ai
au
au
Aw
aw
au
Au
oi
oi
Oy
oy
oi
Oi
Ejaan di Indonesia dari waktu ke waktu (Harimurdi Kridalaksana & Hermina Sutami, 2007)

*    Abjad Indonesia Menurut
Ejaan yang disempurnakan atau EYD terdiri dari 26 grafem tunggal dan fonem sebagai berikut :
·         Aa (a) /a/
·         Bb (be) /b/
·         Cc (ce) /c/
·         Dd (de) /d/
·         Ee (e) /e/ , /ə/ ,/ε/
·         Ff (ef) /f/
·         Gg (ge) /g/
·         Hh (ha) /ha/
·         Ii (i) /i/
·         Jj (je) /j/
·         Kk (ka)/k/,/?/
·         Ll (el) /l/
·         Mm (em) /m/
·         Nn (en) /n/
·         Oo (o) /o/, /ɔ/
·         Pp (pe) /p/
·         Qq (ki) /k/
·         Rr (er) /r/
·         Ss (es) /s/
·         Tt (te) /t/
·         Uu (u) /u/
·         Vv (fe) /te/
·         Ww (we) /w/, /W/
·         Xx (eks) /k/+/s/
·         Yy (ye) /y/
·         Zz (zet) /z/
*    Pengertian Ejaan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (katakalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf) yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu
1.     aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad
2.     aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
3.     aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca.

·         Huruf Vokal

Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o,dan u. Contoh pemakaian dalam kata vokal di awal di tengah di akhir pada huruf a sepertiapi, padi, lusa. Dalam vokal e seperti enak, petak, sore, sedangkan dalam vokal i contohnya itu, simpan, murni.Serta dalam vokal o seperti oleh, kota, radio, dan terakhir pada vokal u contohnya ulang, bumi, ibu.Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan keraguan.

·         Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah khusus untuk nama dan keperluan ilmu.

·         Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Contoh            : penggunaan diftong ai pada awal, tengah dan akhir adalah sebagai berikut ain,malaikat, pandai.
Sedangkan pada diftong au seperti aula, saudara, harimau. Serta pada diftong oi di awal kata tidak ditemui, sedangkan untuk di tengah dan akhir sepertiboikot dan amboi.

·         Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Sama seperti kata yang lain, gabungan huruf konsonan bisa terdapat pada awal, tengah, dan akhir kata.

·         Prinsip-prinsip Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia

Prinsip morfologis merupakan dua kaidah yang mengkhususkan penulisan sebuah fonem yang memiliki posisi tertentu dalam morfem atau kata jadian.
Dua kaidah tersebut adalah:
·         Fonem /ɲ/ di muka fonem /c/ atau /j/ ditulis n, bukan ny.
·         Fonem /w/ dan /y/ yang menjadi bagian diftong ditulis u dan i.
'Prinsip historis/tradisional berlaku bagi beberapa kata serapan, antara lain:
·         Grafem yang melambangkan konsonan bersuara dipakai untuk konsonan tak bersuara pada akhir suku kata. Penggunaan ini digunakan untuk fonem /p/, dan d untuk /t/ serta penulisan g untuk /k/ dan j untuk /c/.
·         Grafem i di muka vokal mencerminkan lafal bervarian /i/ atau /y/.
·         Penggambaran bunyi /f/ dipakai baik pada huruf v mau pun v.
·         Bunyi Hamzah atau bahasa Arab dituliskan menggunakan tanda petik tunggal walaupun tanda petik juga dapat digunakn untuk kata yang lain, misalnya penulisan Jum'at.
·         Huruf e digunakan untuk menggambarkan /ə/ di antara konsonan serapan lama, misalnya pengucapan Inggeris dan Sastera.
·         Nama diri orang-orang terdahulu diperbolehkan menggunakan Ejaan Soewandi bahkan Ejaan Van Ophuijsen, misalnya Soekarno dan Soeharto.
·         Nama diri orang asing dan nama tempat asing dipertahankan keasliannya, misalnya Michael dan New York. 

DAFTAR PUSTAKA

·         Fajar.E (2015, 28 Oktober). Edjaan Tempoe Doeloe hingga Ejaan yangDisempurnakan.Diperoleh 13 Maret 2016, dari https://www.zenius.net/blog/9959/sejarah-eyd-ejaan-bahasa-indonesia


·         WikipediaEjaan.Diperoleh 13 Maret 2016, dari https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan